Handphone dan notebook
Hidup di abad 21 amat berbeda dengan satu abad sebelumnya. Hal pembedanya adalah faktor teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi begitu luar biasa maju dibandingkan abad lalu. Hampir semua segi kehidupan di abad 21 berkait erat dengan teknologi informasi. Memang kata kunci peradaban abad 21 adalah informasi.
Semakin hari semakin terasa kebutuhan informasi yang dipertukarkan melalui berbagai media telekomunikasi. Telepon genggam atau handphone menjadi sarana paling ampuh berkomunikasi (baca: bertukar informasi). Saat ini handphone bukanlah barang mewah namun sudah banyak ditemui di kalangan bawah hingga menengah karena komunikasi adalah kebutuhan semua lapisan masyarakat.
Penyebaran telpon genggam ke semua lapis masyarakat didorong oleh penyediaan infrastruktur dan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan industri telekomunikasi yang relatif murah. Pembangunan sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless) menjadi andalan dengan adanya sistem GSM dan CDMA. Sistem telekomunikasi wireless menawarkan berbagai keunggulan dibanding sistem lama dengan kabel. Industri telekomunikasi sistem GSM dan CDMA juga menciptakan kegiatan bisnis baru yang segera dirasakan oleh masyarakat. Tumbuhnya ritel voucher ulang, pemasaran via sms, perusahaan pemeliharaan jaringan wireless, konsultasi via sms dan masih banyak lagi lainnya.
Semua contoh kegiatan usaha akibat tumbuhnya industri telekomunikasi sistem GSM dan CDMA ternyata sudah memasuki ranah (domain) pribadi masyarakat. Hal ini makin membuat masyarakat memandang telepon genggam menjadi bagian pribadi tiap orang. Bahkan bila seseorang tidak memiliki telepon genggam atau lupa membawanya menyebabkan orang tersebut kehilangan sesuatu atau ada sesuatu yang masih kurang.
Perusahaan pembuat telepon genggam seperti Nokia, Sony-Ericsson, Siemens, Samsung, LG, Motorolla dan Philips bersaing menghadirkan telepon genggam yang bisa memenuhi kebutuhan pribadi konsumennya. Hal ini terlihat dari model, bentuk tampilan, fitur dan fasilitas telepon genggam yang tiap tahun memasuki pasar. Sekarang tiap orang dapat memilih telepon genggam yang sesuai dengan kepribadiannya.
Cerita bagian pertama tentang telekomunikasi abad 21 dengan peran utama telepon genggam akan berlanjut dengan cerita bagian kedua. Pada bagian ini peran utama telah berganti menjadi komputer jinjing (laptop/notebook).
Memang saat ini fenomena pemakaian komputer jinjing masih belum seperti telepon genggam di masyarakat. Namun secara pasti perkembangan yang terjadi adalah menuju ke sana. Semakin hari semakin disadari bahwa berkomunikasi dengan tukar menukar informasi merupakan hal yang semakin kompleks. Untuk menanganinya diperlukan sarana yang lebih dari sekadar telepon genggam. Komputer jinjing menjadi kandidat utama memainkan peran utama itu.
Kendala utama yang ada pada komputer jinjing untuk segera memasuki ranah (domain) pribadi masyarakat seperti telepon genggam adalah harga masih relatif mahal, bentuknya yang belum handy, belum banyak masyarakat yang melek komputer, belum ada atau sempurna infrastruktur pendukung komunikasi dengan komputer serta kebijakan pemerintah yang mendorong industri komputer jinjing menjangkau masyarakat berbagai lapisan.
Sedikit demi sedikit harga komputer jinjing turun mendekati harga telepon genggam kelas atas. Ini menandakan bahwa jurang harga dicoba dijembatani sehingga bukan lagi hambatan masyarakat memiliki komputer jinjing. Selain itu produsen komputer jinjing seperti Toshiba, Acer, Asus, Dell, HP-Compaq, ataupun merek lokal berusaha membuat komputer yang handy sehingga tidak menyulitkan mobilitas penggunanya. Dibayangkan pada sepuluh tahun ke depan, akan ditemui komputer jinjing yang ringan berukuran kertas A4 dengan kemampuan bervariasi sesuai kebutuhan penggunanya.
Masyarakat yang sudah memandang komputer bukanlah mahluk dari planet asing akan memudahkan penetrasi teknologi ini ke ranah pribadi mereka. Tumbuhnya lembaga pendidikan komputer di berbagai pelosok negri akan mendorong masyarakat melek komputer. Memang hal ini disandarkan pada generasi tahun 90-an ke atas yang saat ini masih bersekolah di SD atau SMP. Generasi merekalah yang akan menjadi lokomotif masyarakat melek komputer.
Meski demikian dapat dijumpai di kota-kota besar adanya komunitas pengguna komputer yang menjadikan komputer sebagai bagian pribadinya. Hal ini terlihat meningkatnya penjualan komputer jinjing di kalangan tertentu dan pemakaiannya di café, mal atau di ruang-ruang publik lainnya. Mereka merupakan perintis generasi baru pemakai komputer sebagai barang pribadi di masyarakat.
Perkembangan teknologi telekomunikasi berimbas ke teknologi komputer. Dengan adanya internet yang bisa diakses via wireless maka pemakaian komputer jinjing akan lebih mudah dan berdaya guna. Area hot spot yang semakin luas dengan infrastruktur yang semakin baik adalah faktor pendukung utama penyebaran komputer jinjing di masyarakat. Hal ini menjadi simbiosis mutualisma antara industri telekomunikasi (GSM dan CDMA) dengan industri komputer.
Kebijakan pemerintah yang kondusif bagi industri-industri tersebut sangat menentukan perkembangannya di masa depan. Memang prioritas pengembangan industri menjadi isu besar pemerintah apalagi dikaitkan dengan aspek sosial politik. Namun tetap diperlukan arah yang jelas dan positif bagi para pelaku bisnis industri-industri tersebut untuk jangka panjangnya.
Demikianlah dapat dibayangkan untuk sepuluh tahun ke muka: di sebuah ruang publik banyak orang tengah menghadapi komputer jinjing masing-masing yang berukuran relatif kecil dan sedang aktif berkomunikasi atau melakukan kegiatan mereka masing-masing. Setiap komputer jinjing mencerminkan kepribadian para pemiliknya. Hal ini terlihat mulai dari bentuk tampilannya, fasilitas dan kemampuan yang dimilikinya.
Selamat datang di abad teknologi informasi yang sesungguhnya !
tabik
yak
Semakin hari semakin terasa kebutuhan informasi yang dipertukarkan melalui berbagai media telekomunikasi. Telepon genggam atau handphone menjadi sarana paling ampuh berkomunikasi (baca: bertukar informasi). Saat ini handphone bukanlah barang mewah namun sudah banyak ditemui di kalangan bawah hingga menengah karena komunikasi adalah kebutuhan semua lapisan masyarakat.
Penyebaran telpon genggam ke semua lapis masyarakat didorong oleh penyediaan infrastruktur dan kebijakan pemerintah untuk mewujudkan industri telekomunikasi yang relatif murah. Pembangunan sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless) menjadi andalan dengan adanya sistem GSM dan CDMA. Sistem telekomunikasi wireless menawarkan berbagai keunggulan dibanding sistem lama dengan kabel. Industri telekomunikasi sistem GSM dan CDMA juga menciptakan kegiatan bisnis baru yang segera dirasakan oleh masyarakat. Tumbuhnya ritel voucher ulang, pemasaran via sms, perusahaan pemeliharaan jaringan wireless, konsultasi via sms dan masih banyak lagi lainnya.
Semua contoh kegiatan usaha akibat tumbuhnya industri telekomunikasi sistem GSM dan CDMA ternyata sudah memasuki ranah (domain) pribadi masyarakat. Hal ini makin membuat masyarakat memandang telepon genggam menjadi bagian pribadi tiap orang. Bahkan bila seseorang tidak memiliki telepon genggam atau lupa membawanya menyebabkan orang tersebut kehilangan sesuatu atau ada sesuatu yang masih kurang.
Perusahaan pembuat telepon genggam seperti Nokia, Sony-Ericsson, Siemens, Samsung, LG, Motorolla dan Philips bersaing menghadirkan telepon genggam yang bisa memenuhi kebutuhan pribadi konsumennya. Hal ini terlihat dari model, bentuk tampilan, fitur dan fasilitas telepon genggam yang tiap tahun memasuki pasar. Sekarang tiap orang dapat memilih telepon genggam yang sesuai dengan kepribadiannya.
Cerita bagian pertama tentang telekomunikasi abad 21 dengan peran utama telepon genggam akan berlanjut dengan cerita bagian kedua. Pada bagian ini peran utama telah berganti menjadi komputer jinjing (laptop/notebook).
Memang saat ini fenomena pemakaian komputer jinjing masih belum seperti telepon genggam di masyarakat. Namun secara pasti perkembangan yang terjadi adalah menuju ke sana. Semakin hari semakin disadari bahwa berkomunikasi dengan tukar menukar informasi merupakan hal yang semakin kompleks. Untuk menanganinya diperlukan sarana yang lebih dari sekadar telepon genggam. Komputer jinjing menjadi kandidat utama memainkan peran utama itu.
Kendala utama yang ada pada komputer jinjing untuk segera memasuki ranah (domain) pribadi masyarakat seperti telepon genggam adalah harga masih relatif mahal, bentuknya yang belum handy, belum banyak masyarakat yang melek komputer, belum ada atau sempurna infrastruktur pendukung komunikasi dengan komputer serta kebijakan pemerintah yang mendorong industri komputer jinjing menjangkau masyarakat berbagai lapisan.
Sedikit demi sedikit harga komputer jinjing turun mendekati harga telepon genggam kelas atas. Ini menandakan bahwa jurang harga dicoba dijembatani sehingga bukan lagi hambatan masyarakat memiliki komputer jinjing. Selain itu produsen komputer jinjing seperti Toshiba, Acer, Asus, Dell, HP-Compaq, ataupun merek lokal berusaha membuat komputer yang handy sehingga tidak menyulitkan mobilitas penggunanya. Dibayangkan pada sepuluh tahun ke depan, akan ditemui komputer jinjing yang ringan berukuran kertas A4 dengan kemampuan bervariasi sesuai kebutuhan penggunanya.
Masyarakat yang sudah memandang komputer bukanlah mahluk dari planet asing akan memudahkan penetrasi teknologi ini ke ranah pribadi mereka. Tumbuhnya lembaga pendidikan komputer di berbagai pelosok negri akan mendorong masyarakat melek komputer. Memang hal ini disandarkan pada generasi tahun 90-an ke atas yang saat ini masih bersekolah di SD atau SMP. Generasi merekalah yang akan menjadi lokomotif masyarakat melek komputer.
Meski demikian dapat dijumpai di kota-kota besar adanya komunitas pengguna komputer yang menjadikan komputer sebagai bagian pribadinya. Hal ini terlihat meningkatnya penjualan komputer jinjing di kalangan tertentu dan pemakaiannya di café, mal atau di ruang-ruang publik lainnya. Mereka merupakan perintis generasi baru pemakai komputer sebagai barang pribadi di masyarakat.
Perkembangan teknologi telekomunikasi berimbas ke teknologi komputer. Dengan adanya internet yang bisa diakses via wireless maka pemakaian komputer jinjing akan lebih mudah dan berdaya guna. Area hot spot yang semakin luas dengan infrastruktur yang semakin baik adalah faktor pendukung utama penyebaran komputer jinjing di masyarakat. Hal ini menjadi simbiosis mutualisma antara industri telekomunikasi (GSM dan CDMA) dengan industri komputer.
Kebijakan pemerintah yang kondusif bagi industri-industri tersebut sangat menentukan perkembangannya di masa depan. Memang prioritas pengembangan industri menjadi isu besar pemerintah apalagi dikaitkan dengan aspek sosial politik. Namun tetap diperlukan arah yang jelas dan positif bagi para pelaku bisnis industri-industri tersebut untuk jangka panjangnya.
Demikianlah dapat dibayangkan untuk sepuluh tahun ke muka: di sebuah ruang publik banyak orang tengah menghadapi komputer jinjing masing-masing yang berukuran relatif kecil dan sedang aktif berkomunikasi atau melakukan kegiatan mereka masing-masing. Setiap komputer jinjing mencerminkan kepribadian para pemiliknya. Hal ini terlihat mulai dari bentuk tampilannya, fasilitas dan kemampuan yang dimilikinya.
Selamat datang di abad teknologi informasi yang sesungguhnya !
tabik
yak