Wednesday, January 04, 2006

WRITING

Manusia lebih suka berbicara dibanding menulis. Ada banyak alasannya, namun yang mendasar adalah manusia tidak mau direpotkan. Ya, berbicara hanya memerlukan mulut terbuka dengan suara yang membentuk kata. Menulis memerlukan gerakan jari-jemari tangan, alat tulis dan medium tulisan. Memang tidak semua manusia harus jadi penulis profesional, namun menulis seharusnya menjadi bagian hidup manusia sebagaimana berbicara. Komunikasi tidak selalu harus lisan, bahkan dengan tertulis akan banyak manfaatnya.

Menulis itu sukar menurut sebagian manusia. Mungkin menulis buku relatif sukar, namun menulis buku harian relatif mudah untuk dicoba sebagai permulaan. Sesungguhnya menulis merupakan curahan pikiran dan perasaan manusia, sebagaimana berbicara. Hal ini adalah alamiah. Bersekolah atau belajar sendiri adalah langkah awal menulis setelah itu tumbuhkan minat dan kemauan menulis, jangan padamkan api menulis.

Dari populasi enam milyar lebih manusia di bumi diperkirakan kurang dari lima puluh persen yang menulis. Mayoritas berada di belahan dunia sudah berkembang (developed countries). Mereka sudah sadar menulis sejak era Yunani kuno, lalu disambung ke era renaisans dan akhirnya di abad 21. Kehidupan mereka berkembang lebih maju dibanding manusia di belahan bumi lain yang belum menulis.

Salah satu indikator masyarakat berperadaban maju adalah banyaknya terbitan buku, media cetak, perpustakaan baik privat maupun publik. Menulis adalah profesi sebagian anggota masyarakatnya. Kode etik dan aturan menulis terinstitusi seiring waktu yang menatang perkembangan menulis. Menulis sudah menjadi bagian hidup manusia sebagaimana berbicara.

Sejarah dunia dipelajari juga melalui tulisan-tulisan yang ada di dinding gua prasejarah, batu prasasti, papirus, lontar, perkamen dan buku. Peradaban manusia berkembang dengan tulisan. Dunia ilmu pengetahuan maupun dunia-dunia lainnya dapat maju pesat karena tulisan. Sampai akhirnya terjadi revolusi menulis yang dahsyat dengan ditemukannya : komputer.

Menulis jauh lebih mudah dan jauh lebih menyenangkan dengan komputer. Bahkan Stephen Hawking, ilmuwan Inggris itu tidak memerlukan lagi jari tangan untuk menulis, suara sebagai gantinya. Masa mendatang, komputer akan lebih handy dan well-equipped untuk menulis.

Saya aktif menulis setelah melewati masa berisi peristiwa yang mengubah paradigma memandang hidup. Mungkin sebagian manusia mengalami hal itu. Namun, sesungguhnya hal yang mendorong menulis topik ini adalah saat membaca tulisan Mohamad Sobary di kolom Asal-usul di harian Kompas, yang berjudul "Tiga Macam Kebohongan". Saya menyukai gaya menulis Mohamad Sobary yang sederhana dan enak dibaca. Menulis dengan sederhana dan dapat dipahami adalah hal yang saya latih terus menerus.

Teringat salah satu bagian pelajaran Bahasa Indonesia di SLTP, menulis dengan efektif. Maksudnya menulis dengan kalimat yang tidak panjang, menggunakan subyek-predikat-obyek-keterangan (bila perlu) dan jangan mengulang kata. Teman-teman dahulu sering mengeluh karena saya berbicara tertele-tele. Tanpa disadari, ternyata menulispun bertele-tele. Semoga, sekarang hal itu tidak lagi.

Menulis dengan efektif (sederhana dan jelas) membantu mewujudkan pikiran sehat dan teratur. Banyak manusia berpikiran tidak sehat dan tidak teratur. Sering pertanyaan dilontarkan salah meskipun demikian penanya berharap lawan bicara mengerti maksud sesungguhnya dan menjawab sesuai maksud tersebut bukan sesuai pertanyaannya. Atau berbicara di luar konteks pembicaraan namun berharap sedikit memaksa ada benang merahnya dengan konteks pembicaraan.

Berpikir sebelum berbicara, demikian salah satu satu nasihat yang sering didengar. Hal yang sama berlaku dengan berpikir sebelum menulis. Apa yang terjadi jika berbicara dan menulis kemudian baru berpikir ? Kekacauan ! Hal ini membuat pikiran menjadi tidak sehat dan tidak teratur. Apa yang merugikan dengan pikiran sakit dan amburadul ? Banyak sekali, salah satunya tubuh menjadi sakit (hal ini bisa dikonfirmasikan ke dokter), hidup pribadi menjadi kacau dan masyarakat menjadi anarki.

Manfaat pikiran sehat dan teratur adalah kemampuan merespon setiap peristiwa kehidupan dengan segala potensi yang ada dalam akal budi kita. Sungguh indah luar biasa ! Stephen Covey dengan 7 habits of highly effective people-nya akan menyetujui bahwa pikiran sehat dan teratur menjadi langkah awal untuk hidup yang efektif.

Menulis jauh lebih mudah dan jauh lebih menyenangkan.

tabik,
yak