Wednesday, December 28, 2005

Year of 2005

Dalam hitungan tujuh puluh dua jam ke depan, tahun 2005 masehi akan berganti menjadi tahun 2006 masehi. Banyak acara sudah disusun untuk merayakan pergantian tahun kali ini. Umumnya pesta kembang api akan terjadi di mana-mana. Musik beraneka ragam aliran akan berdentum membahana di udara. Meski ada satu dua acara yang "nyleneh", namun hampir semua manusia di planet ini akan merayakannya.

Di penghujung tahun ini, orang terkaya australia, Kerry Packer, meninggal dunia dalam usia 68 tahun di tempat tidurnya di Sydney. Kekayaan pribadinya ditaksir 7 milyar dollar australia. Dia tidak sempat merayakan pergantian tahun 2005 ke 2006. Baginya sudah cukup enam puluh delapan kali tahun berganti selama hidupnya dan tidak perlu satu kali pergantian lagi. Sudah tiga bulan terakhir kesehatannya menurun dan di minggu- minggu terakhir dia menolak perawatan medis. Sudah cukup melihat dunia. Sudah cukup menikmati isi dunia. Saatnya untuk meninggalkan semuanya, termasuk harta tujuh milyar dollar australia.

Ada yang menarik perhatian saya saat kanal TV ABC menayangkan penggalan wawancara Kerry Packer, di situ dia mengatakan mempunyai berita baik dan berita buruk. "Do you want to know the good news and the bad news?" This is the good news : There is no devil, and I tell you the the bad news. The bad news is there is no heaven". Jika dia benar sungguh-sungguh dengan hal ini, wah too bad.... too bad for him! Dia tidak berada di surga yang dia sadari keberadaannya saat ada di alam baka.

Sepanjang tahun 2005 banyak manusia meninggalkan dunia baik kaya miskin, terkenal atau biasa saja, cantik atau jelek dan masih banyak paduan kata lainnya. Namun banyak juga manusia berdatangan dalam wujud bayi-bayi. Sudah alamiah hal ini terjadi dan terus terjadi hingga akhir zaman. Hanya yang tidak disadari jumlah yang pergi lebih sedikit dari jumlah yang datang sehingga manusia yang tinggal di planet ini makin lama makin banyak dari tahun sebelumnya. Saat ini ditaksir sudah 6 milyar manusia bernafas di berbagai belahan bola dunia. Tahun 2006 dipastikan akan lebih dari enam milyar jiwa berdetak jantungnya di bumi ini.

Tahun 2005 diwarnai berbagai peristiwa dahsyat dan biasa-biasa saja. Setiap manusia memiliki catatan pribadi selama tahun ini. Ada yang bersyukur,ada yang mengutuk, ada yang gembira, ada sedih, ada yang marah, ada yang tertawa, ada yang gelisah, ada yang termangu, ada yang getir, ada yang menangis, ada yang teriak, ada yang menari, ada yang bersedu sedan, ada yang meratap, ada yang terharu, dan masih banyak lagi emosi yang tercatat di perasaan manusia sepanjang tahun ini. Bagaimana catatan anda ?

Saya mencoba merefleksikan waktu di tahun 2005. Saya memasuki tahun ini dengan satu doa "God, please help me!" Entah mengapa saya memandang tahun 2005 dari pintu masuknya dengan rasa tidak berdaya, bahwa akan ada hal-hal berat membentang di lintasan hari-hari 2005. Namun saya meminta penyertaan-Nya sepanjang detik-detik tahun 2005.

Saat ini saya menoleh sejenak ke belakang tahun ini. Memang saya mengalami hal-hal yang berat dan menekan dalam hidup ini sepanjang hari-hari dua ribu lima. Hal yang paling menyesakkan selama saya berjalan di dunia dengan Tuhan. Memang benar Tuhan menolong saya melalui semuanya itu! Tanpa penyertaan-Nya saya akan jatuh, saya akan terhanyut dan hilang. Orang akan melihat bahwa saya tegar, kokoh, tabah, teruji atau apapun istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana saya melewati hari-hari dua ribu lima, namun saya katakan :"bukan karena saya, ini karena Dia!"

Sekarang di pintu keluar tahun 2005 dan memandang pintu masuk tahun 2006, saya tetap meminta penyertaan-Nya, seperti saat israel berjalan menuju tanah perjanjian, meminta penyertaan Tuhan, yang dipenuhi-Nya dalam wujud tiang awan di waktu siang dan tiang api di waktu malam.

Lintasan tahun 2005 menggurat di deret hitung umur saya. Terima kasih Tuhan. Waktu di tahun 2006 kiranya dapat saya gunakan lebih baik lagi untuk kemuliaan-Nya.

Life is a gift from HIM, Cherish every moment, Thanks for everything.

Tujuh puluh dua jam menuju dua ribu enam di melbourne.
tabik,
yak