Saturday, December 15, 2007

Pesan untuk masa depan : transportasi umum di Jakarta

Pernah saya membaca artikel tentang kehidupan di Jakarta di awal abad 20. Luas kota Jakarta masih seputaran Jakarta Pusat dan Utara lalu sedikit Jakarta Timur, Barat maupun Selatan. Beruntung masih ada orang yang menuliskan keadaan Jakarta di waktu-waktu itu sehingga seratus tahun kemudian kita sekarang masih dapat membayangkan bagaimana hiruk pikuknya kehidupan jaman itu.

Saya juga ingin menyampaikan kabar untuk orang-orang di masa depan tentang hidup di Jakarta akhir abad 20 dan awal abad 21. Kabar yang ingin saya sampaikan adalah tentang transportasi umum di Jakarta.

Saya masih mengalami beberapa jenis moda transportasi umum di Jakarta. Di tahun 1970-an orang mengenal transportasi umum di Jakarta terdiri dari Bemo bermerk Daihatsu, kendaraan roda tiga berpenumpang 7 orang (satu di depan samping sopir dan sisanya di belakang), lalu Helicak, kendaraan bermotor roda tiga dengan maksimum 2 penumpang di depan dengan sopirnya di belakang seperti becak, kendaraan roda tiga tanpa motor yang rodanya dikayuh dengan gir berantai oleh sopirnya di belakang sedangkan penumpangnya duduk di depan. Selain itu ada taksi kendaraan roda empat yang bisa disewa ke mana saja dengan bayaran sesuai argometer, alat konversi jarak tempuh ke dalam rupiah. Taxi yang beroperasi saat itu adalah President taxi, Ratax (Radio Taxi), Morante, Cendrawasih dan Blue Bird. Setelah itu ada bus kota milik pemerintah yaitu PPD (Perusahaan Pengangkutan Djakarta) dan bus kota milik swasta yaitu Gamadi, Merantama, SMS, Pelita Mas Jaya, Ajiwirya, Djakarta Transport, Mayasari Bakti, dan Medal Sekarwangi.

Di tahun 1980-an mulai muncul jenis moda transportasi umum lain yaitu metro mini dan mikrolet. Metro mini sesungguhnya nama perusahaan transportasi minibus berkantor di jalan Pemuda, Jakarta Timur. Transportasi minibus lainnya adalah kopaja (Koperasi Pengangkutan Jakarta). Sedangkan mikrolet adalah transportasi umum awalnya banyak bermerk Toyota Kijang kemudian belakangan ada bermerek Izusu Panther dengan tujuan mengganti bemo. Kapasitas angkut mikrolet adalah 13 penumpang (dua di depan di samping sopir dan sisanya di belakang).

Di tahun 1990-an jenis angkutan umum yang marak muncul di Jakarta seiring krisis moneter adalah ojek sepeda motor, kendaraan bermotor roda dua yang bisa disewa dengan pengendaranya ke mana saja jika sepakat harganya. Status jenis transportasi ini tidak resmi karena tidak perlu ijin operasional dari kepolisian atau dinas perhubungan pemerintah daerah DKI Jakarta. Hingga akhir tahun 1990-an bus kota yang beroperasi di Jakarta adalah PPD, Mayasari Bakti dan Steady Safe, sedangkan taksi yang beroperasi banyak merek di antaranya Blue Bird, Pusaka, Cendrawasih, Express, Kosti, Dian taxi, Celebrity taxi, Tiffany, Agung taxi, Yellow Cab dan Prestasi.

Di tahun 2000-an dengan dipelopori Sutiyoso, gubernur DKI Jakarta saat itu, diresmikanlah Busway sebagai moda transportasi umum di Jakarta. Pembangunan jalur-jalur busway di berbagai tempat menuai kontroversi mulai dari warga setempat yang keberatan areanya dilalui busway, keluhan polisi akan separator jalur busway yang membahayakan pengguna jalan hingga caci maki masyarakat akibat kemacetan lalu lintas kendaraan saat pembangunan jalur busway. Saat ini sudah ada 10 koridor busway di Jakarta yang membentang dari utara ke selatan serta dari timur ke barat. Sesungguhnya busway adalah buskota dengan jalur khusus untuk menghindari kemacetan lalu lintas kendaraan di Jakarta, ingin meniru kisah sukses di Bogota, Kolombia.

Jika tulisan ini dibaca dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian kiranya dapat memberi gambaran bagaimana jenis transportasi umum di Jakarta walau hanya sekilas. Kehidupan masyarakat bertransportasi di Jakarta adalah sangat melelahkan dan menjengkelkan karena kemacetan lalu lintas yang luar biasa. Sebagai gambaran bahwa perjalanan dari area Grogol, Jakarta Barat menuju Cawang, Jakarta Timur jika ditempuh pada jam sibuk akan memakan waktu sedikitnya 2 jam.

Dikabarkan di tahun 2010, Jakarta akan memiliki moda transportasi baru yaitu subway dan monorail. Saat ini subway masih dalam rencana dan sebagian tiang pancang monorail sudah kelihatan terbengkalai. Pembangunan transportasi umum di Jakarta memang tidak serius ditangani pemerintah daerah maupun pusat. Masih adakah harapan untuk mewujudkan transportasi umum yang nyaman dan tertata baik di Jakarta ?

tabik,
yak

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home